Bercerita tentang budaya dan alam Sambas, sambil melestarikan bahasa Sambas
Menjaga Penyu, Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan (Kunjungan ke Pos Konservasi Penyu di Kecamatan Paloh)
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
MENJAGA PENYU, MENJAGA ALAM, MENJAGA KEHIDUPAN.
Judul di atas adalah slogan yang terpampang di spanduk di depan Pos Konservasi Penyu Sungai Belacan kecamatan Paloh. Ini adalah kunjungan kedua kami. Keindahan alam dan keunikan penyu menjadi penarik kami untuk kembali berkunjung ke sini.
Dulu saya menyangka penyu Paloh akan punah, ketika melihat begitu banyaknya pencurian telur penyu oleh masyarakat. Telur penyu yang sebetulnya waktu itu sudah dilindungi, dijual bebas di pasar.
Saya yang kebetulan tidak mau makan telur penyu hanya bisa berharap penyu tersebut bisa bertahan sampai ada yang melakukan penyelamatan. Alhamdulillah, sekarang WWF bekerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan sudah melakukan hal itu.
Berikut ini adalah foto-foto kami ketika berkunjung ke sana. Bagi yang belum pernah berkunjung, silakan berkunjung, mumpung masih gratis. Tapi ingat, jangan sekali-kali merusak alam di sana, apalagi sampai mencuri telur penyu. Anda bisa dijerat dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup dan hukumannya adalah penjara.
Terima kasih WWF.
Terima kasih KKP.
Pos Konservasi Penyu Sungai Belacan kecamatan Paloh
Tempat penetasan telur penyu tampak dari luar
Tempat penetasan penyu dilihat dari dalam. Di sinilah telur penyu ditanam kurang lebih 60 cm ke dalam pasir
Pondok tempat meletakkan sementara anak penyu yang sudah menetas
bak tempat penampungan anak penyu yang ada dalam pondok
Pengunjung diperbolehkan untuk melepaskan anak penyu ke laut lepas
Anak penyu (Tukik) yang baru dilepaskan.
Pemandangan indah pantai Paloh tempat konservasi penyu
Jalan menuju pantai dari pos penjagaan
Selain melihat penyu, pengunjung juga boleh mandi sepuasnya di air biru laut Paloh
Surat tanah yang dikeluarkan jaman penjajahan Belanda dan Jepang ini kami temukan secara tidak sengaja ketika membongkar arsip milik orang tua. Ada beberapa fakta menarik dari kedua surat ini: 1. Surat ini dibuat bolak balik dalam satu lembar. Halaman pertama adalah surat penolakan permohonan pembuatan surat tanah yang diajukan oleh Bana Bin Ali yang dikeluarkan jaman penjajahan Belanda. Halaman kedua adalah surat izin mengusahakan tanah yang dikeluarkan jaman penjajahan Jepang. Diduga kuat bahwa tanah tersebut terdapat sengketa antara Bana bin Ali dan H. Ahmad bin H. Bakar dan dimenangkan oleh H. Ahmad bin H. Bakar sehingga H. Ahmad lah yang memperoleh izin untuk mengusahakan tanah tersebut. Surat izin tersebut dibuat dibelakang surat penolakan permohonan oleh pemerintah penjajah Belanda untuk menunjukkan bahwa pemilik yang sah adalah H. Ahmad karena permohonan oleh Bana bin Ali sebelumnya telah ditolak. 2. Pemerintah penjajah Belanda tidak sembarangan mengeluark...
Dolok Asan dengan Bujang Kacup suah sirombongan waktu ke PT Riau. Mun di PT ye laok jak payah. Mun ndak padak jak ikan masing naknye yang ade. Mun nak makan ikan sagar harus ngael sorang. Mun carat nak makan daging harus beburu sorang. Ceritenye Asan dengan Jang Kacup dah bosan makan padak. Make malam Jumat berencanelah die bedua nak ngael ikan Juare. Hari Jum'at di PT biasenye biak istirahat daan keraje. Kebatolan di lokasi biak ye banyak inyan ikan juare. Sambel guring di pondok mulelah Jang Kacup ngomongek Asan. "San, bagus isok kite ngael dah." Jinye Jang Kacup nyabut Asan. "Ngael di mane be, jang?" Jinye Asan "Di sungai yang dakat kayu Are basar di sinun be, San." Jinye Jang Kacup sambel nunjok ke balah barat. "Jaoh ye, jang!" Jinye Asan "Ade jalan meruntas yang dakat, San. Paling 20 manit naknye dari sitok. Kau nak makan ikan ke daan? Dah lama kite laok padak tolen tok. Baliknye kala' kite ngambek miding." Jinye ...
Pernahkah anda melihat buah pisang ini di toko buah, baik di pasar tradisional atau di pasar modern? Saya yakin anda tidak pernah melihatnya. Karena pisang ini termasuk pisang langka yang masih jarang dibudidayakan. Padahal pisang ini rasanya sangat enak, sangat mirip rasa pisang ambon. Jika diolah menjadi keripik, rasa manis alami akan muncul walau tidak diberi gula atau pemanis buatan, dengan syarat pisang yang diolah kondisinya sudah tua mendekati matang. Saya menyebutnya pisang sesat, karena tidak ada yang tahu nama pisang ini. Saya juga tidak pernah menemukan pisang ini di pasar buah. Menurut teman yang memberikan bibit pisang ini namanya pisang Barangan Jambi. Entah darimana dia dapat bibit saya juga tidak tahu. Ketika saya cari di internet ternyata pisang ini mirip dengan yang namanya Maoli Banana, pisang langka dari Hawaii . Tapi si Maoli Banana ini agak berbeda dengan pisang yang saya punya. Maoli Banana sisirnya lebih banyak, bisa sampai 10 sisir. Sementara pis...
Komentar
Posting Komentar