Temajuk Setelah 16 Tahun Berlalu
Tahun 1997, ketika saya pertama kali datang, Temajuk hanyalah sebuah dusun terpencil yang sangat terisolir. Akses menuju ke sana hanya lewat laut menggunakan kapal motor. Atau jalan darat menelusuri pantai menggunakan sepeda motor, itu pun sepeda motor harus naik ke perahu melewati sungai menuju pantai. Tidak ada jalan raya menuju ke sana.
Kalau malam gelap gulita, kami tidur hanya menggunakan pelita atau lampu minyak tanah. Nonton TV harus numpang di rumah penduduk yang punya generator listrik. Itu pun hanya sampai jam 10 malam, karena harus menghemat solar.
Sekarang, setelah 16 tahun saya tinggalkan, Temajuk sudah seperti sebuah kota. Akses jalan raya sudah terbuka. Walaupun belum semua beraspal. Listrik PLN hidup sepanjang malam. Tempat-tempat wisata mulai dibangun. Ruko dan penginapan ada di mana-mana. Ekonomi masyarakat mulai bangkit.
Semoga Temajuk semakin maju. Temajuk adalah kampung kedua saya. 5 tahun bertugas di sana membuat orang-orang di sana sudah seperti keluarga saya.
Kalau malam gelap gulita, kami tidur hanya menggunakan pelita atau lampu minyak tanah. Nonton TV harus numpang di rumah penduduk yang punya generator listrik. Itu pun hanya sampai jam 10 malam, karena harus menghemat solar.
Sekarang, setelah 16 tahun saya tinggalkan, Temajuk sudah seperti sebuah kota. Akses jalan raya sudah terbuka. Walaupun belum semua beraspal. Listrik PLN hidup sepanjang malam. Tempat-tempat wisata mulai dibangun. Ruko dan penginapan ada di mana-mana. Ekonomi masyarakat mulai bangkit.
Semoga Temajuk semakin maju. Temajuk adalah kampung kedua saya. 5 tahun bertugas di sana membuat orang-orang di sana sudah seperti keluarga saya.
Komentar
Posting Komentar